SELAMAT DATANG WAHAI PARA PETUALANG

Oleh Joli Apriansyah
Mahasiswa, kau ingin jadi apa? Pengacara, untuk mempertahankan hukum kaum kaya, yang secara inheren tidak adil? Dokter, untuk menjaga kesehatan kaum kaya dan menganjurkan makanan yang sehat, udara yang baik, dan waktu istirahat kepada mereka yang memangsa kaum miskin? Arsitek, untuk membangun rumah nyaman untuk tuan tanah? Lihatlah di sekelilingmu dan periksa hati nuranimu. Apa kau tak mengerti bahwa tugasmu adalah sangat berbeda: untuk bersekutu dengan kaum tertindas, dan bekerja untuk menghancurkan sistem yang kejam ini? (Victor Serge, Bolshevik).
Begitulah Serge berbicara saat menjadi mahasiswa dalam melihat keadaan kaum tertindas. Hai mahasiswa selamat datang di kampus yang akan membawa manusia mengubah peradaban masa depan dengan slogan padat, jelas dan tegas "Agent of Change" sebagai agen perubahan tentunya mahasiswa menjadi garda terdepan untuk membantu tugas Negara. Dulu, pernah dengar kampus ternama atau terkenal berkat mahasiswanya namun keadaan sekarang berbeda jauh bahkan saat ini mahasiswa terkenal berkat kampusnya.
Perubahan memang selalu ada yang terpenting jati diri mahasiswa tidak boleh berubah, mahasiswa selalu dihadapkan oleh berbagai permasalahan bangsa memikirkan ide bagaimana menyelesaikan permasalahan tersebut. Kampus membawa kamu mencari pengalaman yang tidak kamu dapat di mana-mana, Organisasi menjadi salahsatunya kamu mencari pengalaman di kampus, Karena Organisasi mengajarkan kamu berkumpul, berdiskusi, bertukar ide dan gagasan, dilatih memimpin, dilatih melawan apa yang memang sepatutnya Kita lawan, memusuhi korupsi, menindas balik para pejabat yang ingkar janji dengan melakukan aksi massa demonstrasi. Maka jangan ragu-ragu masuk ke dalamnya dan juga jangan khawatir tersesat Karena di sanalah kamu tersesat di jalan yang benar.
Namun kenyataannya mahasiswa dituntut untuk memamerkan kampus dengan segala perlombaan dan prestasi akademik mahasiswa, seperti ikut lomba menulis, lomba pidato, lomba debat hingga stand up comedy. Seakan kampus menjadi medan laga saling menjatuhkan antar individu apalagi dengan IPK mahasiswa yang tinggi, kampus seakan-akan bangga memiliki mahasiswa yang pandai akademik. Tapi apapun yang terjadi, percayalah kampus tempat kamu menguji mimpi dan nyali.
Seperti yang penulis singgung di atas terkait nilai akademik IP (Indeks Prestasi) dan atau IPK (Indeks Prestasi Kumulatif), memang kampus menuntut Kita memperoleh IPK tinggi Karena itu memang tugas kampus, mahasiswa jangan bangga kalau hanya bisa dapat IPK tinggi nyatanya Bill Gates, Mark Zuckerberg, dan penemu hebat lainnya tidak pernah lulus kuliah, tidak pernah menerima IPK tinggi, karena IPK tinggi tidak menjamin segalanya. Kembalilah wahai mahasiswa ke jalan yang benar.
Jalan kebenaran mahasiswa seyogyianya lebih berani mengambil posisi, tak gampang berkhianat pada pendirian dan menghargai kebebasan mengemukakan pandangan. Walau tak sedikit pula yang melacurkan keyakinan. Setidaknya, jika kamu berorganisasi dapat membimbing keyakinan untuk percaya kalau kebenaran itu bukan retorika kosong dan kebenaran juga akan memberi kamu semangat untuk mencurigai semua kepalsuan. Itu sebabnya organisasi adalah kuliah yang sesungguhnya. Kamu bukan diajarkan untuk meraih prestasi, tapi kamu dibimbing untuk memahami bahwa dasar hidup itu adalah solidaritas dan kepedulian. Dasar hidup itu yang akan membawa kamu pada keyakinan untuk selalu memihak ketika ada lapisan yang didzalimi dan tak mudah buatmu untuk membenarkan tiap putusan yang membawa kebinasaan. Hanya organisasi yang meyadarkanmu kalau hidup itu tak bisa dilalui seperti binatang: kawin, beranak, cari makan, dan mati.
Selamat datang wahai para petualang yang hidup tidak semata-mata untuk gelar tapi petualangan dan perlawanan yang memihak pada kaum tertindas.
Komentar
Posting Komentar